Pada tanggal 5 Mei, Karnaval 'Surabaya Vaganza' diadakan
dalam rangka memeriahkan Peringatan Hari Jadi Kota Surabaya ke-725. Secara
kebetulan, saya mengikuti mata kuliah Fotografi dan mendapatkan tugas untuk
mengabadikan momen di Surabaya Vaganza. Maka pada malam Sabtu, saya lantas menyiapkan
kamera dan mengecas baterai sampai penuh.
Pada pagi harinya, saya sudah bersiap-siap. Saya berangkat dari
Sidoarjo dengan mengendarai motor matic. Sebelum menuju kesana, saya menjemput
salah satu teman saya dahulu di kos nya. Namun sayangnya, teman saya sedang
tidak ada kamera. Padahal, acara sudah akan dimulai. Akhirnya, kami pun
memutuskan untuk memakai kamera yang saya bawa dengan bergantian. Setelah itu,
kami pun berangkat dengan berboncengan.
Saya sempat bingung harus parkir dimana. Namun kami akhirnya
menemukan lokasi yang mana sudah dikerumuni banyak masyarakat. Terlihat juga si
penjaga parkir dengan gerak tangannya yang menunjukkan supaya kami parkir di
depan deretan ruko. Kami parkir cukup jauh dari Siola, namun mau bagaimana
lagi? Yang penting saya bisa menikmati pameran bunga dan budaya.
Saya sangat takjub dengan penampilan pameran Surabaya
Vaganza ini. Saya pun tak lupa untuk menaruh momen ini di insta story. Lalu
dilanjutkan dengan pengambilan gambar berbekal Kamera SLR Canon 40D yang sudah
saya bawa. Rute berjalannya parade ini dimulai dari Tugu Pahlawan hingga lokasi
finish yang berada di Taman Bungkul, Jl Raya Darmo. Setelah bosan, saya bersama
teman saya yang bernama Ariftyo pun mencari sudut pandang lain untuk mendapatkan
hasil foto yang lain. Kami pun berjalan kaki menuju Jalan Tunjungan. Di
sepanjang jalanan, sangat sesak dengan para pengunjung dari berbagai umur. Meski
begitu, sudah ditetapkan batas supaya pengunjung bisa melihat karnaval ini
dengan tertib tanpa harus mendekati peserta Parade Bunga dan Budaya ini.
Saya masih terus mengabadikan momen setiap peserta karnaval ‘Surabaya
Vaganza’ ini sambil terus berjalan. Kadang saya pun harus mencari sudut ekstrim
sehingga membuat saya jadi berlarian kesana kemari mengikuti objek foto. Saya
cukup menikmati pengalaman mengabadikan gambar ini, meskipun membuat keringat
semakin bercucuran deras. Saya pun masih saja merasa jika gambar yang saya
ambil ini kurang bagus. Sehingga sepanjang saya berjalan kaki, tak ada hentinya
untuk menekan shutter kamera sembari sesekali berhenti melangkah secara mendadak.
Aksi yang ditampilkan sangat menarik. Saya paling suka
dengan gerobak emas dengan tiga anak perempuan diatasnya dengan dandanan yang
juga berwarna emas. Lalu juga saya terkesan dengan berbagai budaya yang
ditampilkan. Seperti budaya cina, sampai aksi peserta berkulit hitam yang
atraktif. Membuat saya semakin bersemangat untuk terus mengambil objek foto.
Akhirnya, saya dan teman saya berhasil mengambil gambar sebanyak 451 foto.
Hari pun mulai siang, pada jam sepuluh pagi karnaval pun
berakhir. Petugas kebersihan pun mulai bergotong royong membersihkan sepanjang
jalanan. Kami pun harus berjalan lagi menuju tempat parkir motor, yang letaknya
lumayan jauh dari lokasi Jalan Tunjungan. Kami pun harus menyeberang di
perempatan dekat Siola.
Saya sangat salut dengan Surabaya dengan diadakannya Surbaya
Vaganza ini. Saya jadi lebih bersyukur dengan adanya berbagai perbedaan budaya
di Indonesia. Sepulangnya, saya melihat lagi foto-foto yang sudah saya ambil
tadi pagi. Saya merasa cukup puas dengan hasil foto yang didapatkan. Saya pun
berharap, semoga tahun depan saya masih bisa mengkuti event ini lagi.
0 Comments